Marwan Massinai, ST,MSc.IAI
Tahun 2015 hampir sebulan sudah dilewati , dalam tradisi tahun beberapa orang di masyarakat kita dilakukan dengan menata rumah dengan penataan yang baru, sebelum membicarakan tentang bagaimana menata rumah, mari kita mencermati bagaimana manusia pada zaman Prasejarah, saat itu manusia sudah berfikir tentang tempat tinggal, namun tempat tinggal mereka bukan seperti rumah dalam kondisi modern ini , rumah mereka adalah gua, gua tersebut hanya berfungsi sebagai tempat untuk berlindung dari iklim dan binatang buas.
Kondisi tersebut berbeda dengan masyarakat zaman sekarang dimana tempat tinggal manusia bukan saja sebagai tempat berlindung dari iklim atau binatang buas tapi tempat tinggal sudah menjadi identitas dari pemiliknya, ketika menjadi identitas pemiliknya tentu dengan sendirinya akan mempengaruhi desain arsitekturnya,mulai dari penataan ruang kamar,bentuk /model rumah sampai kepada penggunaan material bangunannya agar rumah menjadi aman ,sehat, nyaman dan mudah diakses ,
Aman : penghuni merasa aman dalam hal menghadapi kebencanaan ,aman dari gangguan manusia, tentu untuk aman terhadap bencana alam maka sruktur dan konstruksinya yang sesuai dengan SNI, kemudian rumah yang yang Sehat ( penggunaan Udara yang alami , terjadi sirkulasi udara didalam rumah yang lancar ), Nyaman ; Penghuni dapat merasa nyaman dalam melakukan aktifitas didalam rumah, ruang yang tersedia adalah nyaman untuk gerak dalam beraktifitasnya, Mudah : Rumah diakses cukup mudah
Hal yang perlu diperhatikan Sebelum membangun atau menata rumah adalah bagaimana membangun Rumah harus sesuai dangan peraturan yang berlaku seperti Peraturan Daerah Bangunan Gedung , RTRW,RDTR atau RTBl , hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan, mengingat kondisi alam Indonesia yang rawan terhadap bencana alam seperti gempa,longsor,banjir, gnung meletus, tsunami dan angin putting beliung.
Dalam merencanakan atau menata rumah yang pertama adalah berapa jumlah kebutuhan ruang, fungsi dari masing2 ruang yang ada, prilaku dari penghuninya dan yang terpenting sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki penghuni, Penggunan Material akan tetap mempertimbangkan isu lingkungan atau perubahan iklim ( sumber daya alam yang mulai terbatas maka penggunaan material yang akan digunakan adalah yang ramah lingkungan,mudah didaur ulang, tahan lama ) penggunaan teknologi, penggunaan energi yang hemat dan efisien akan menjadi pilihan bagi masyarakat.
Apabila hanya menata rumah dan tidak membangun baru rumah , maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Menggunakan struktur dan konstruksi yang dapat mengantisipasi bencana alam gempa, menhindari membangun rumah atau memilih lokasi tidak di area longsor,banjir, gunung meletus, tsunami dan rawan bencana lainnya.
2. Memilih furniture, kebanyakan keluarga memilih mengganti furniture jenis apakah?
Dalam memilih jenis furniture ada dua pilihan, untuk kalangan yang memiliki selera seni yang bernilai tinggi maka akan memilihi furnuture berkarakter budaya lokal serta menggunakan bahan kayu yang alami, dan bagi untuk masyarakat yang memilih berdasarkan fungsinya furnuture ,maka yang dipilih adalah furnuture yang multi fungsi, flkesibel, portable (mudah dipindahkan ) , bahan materialnya yang ramah lingkungan dan Furnitur yang tidak membahayakan anak.
3. Bagaimana menata rumah dengan ruang-ruang yang minimalis.
Dalam menata rumah dengan ruang minimalis yang perlu dipertimbangkan adalah penggunaan energi yang efisien atau hemat energi serta memperhatikan kesehatan penghuni, kemudian dengan menata ruang yang fungsional , memenuhi kebutuhan ruang, memberikan kenyaman dalam melakukan aktifitas didalam rumah, ruang terkesan lapang tanpa sekat sekat, ruang ruang mendapatkan cahaya langsung dari luar sehingga pada siang hari tidak perlu menyalakan lampu dan ruang mempunyai unsur komunikatif didalamnya.
4. Bagaimana penghematan yang bisa dilakukan saat menata rumah.
Untuk menghemat penggunaan biaya dalam menata rumah adalah tentu dengan mempertahankan furnuture yang sudah ada, namun tetap merenovasi ,memperbaiki kembali sebagian materialnya .
5. Bagaimana kecenderungan tren, gaya dan design rumah tahun 2015
Kecendrungan tren gaya rumah dan design tahun 2015 masih menggunakan design minimalis namun ada sentuhan budaya lokalitas didalamnya yang disesuaikan dengan kondisi alam iklim Indonesia, penggunaan ornamen lokal akan menjadi trend kedepan,ramah lingkungan, simpel dan langit yang tinggi dan datar.
6. Bagaimana dengan gaya eco green .
Kalau di Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia sudah memiliki peraturan tentang green Building, Gaya eco Green adalah suatu hal yang harus di diperhatikan, namun masih banyak yang beranggapan bahwa eco green hanya sebatas bagaimana bangunan gedung atau rumah itu warnanya hijau , membuat taman taman hijau di dinding atau diatas bangunan rumah, Namun kalau kita melihat definisi dari Green Building maka terkait dengan bangunan gedung atau rumah hijau adalah bagaiamana Meminimalkan/ atau mengurangi penggunaan sumber daya alam yang berlebihan, mengurangi dampak kerusakan lingkungan, Meningkatkan kualitas udara dan kenyamanan, Efisiensi penggunaan energi, Efisiensi penggunaan air, efisiensi penggunaan lahan dan bagaiman pengolahan limbah.
Dalam mengurangi sumber daya alam adalah bagaimana menggunakan bahan bangunan yang dapat di daur ulang, tidak merusak lingkungan sekitarnya dan lingkungannya secara umum, tidak merusak kualitas udara dengan pencemaran ,penggunaan energi yang hemat seperti menggunakan lampun hemat energi (led ) ,penggunaan air yang bisa didaur ulang untuk digunakan kembali ( pembuatan septictank yag tidak dibuat perunit rumah tapi dibuat dengan sistem komunal ,( misalnya 50 – 100 rumah terdapat satu septic tank komunal, limbahnya kemudian bisa di daur ualng kembali )
7. Rumah sebagai Sumber Inspirasi dan syurga bagi penghuninya.
Rumah tetap menyediakan ruang untuk beriIbadah sesuai dengan kepercayaan penghuninya masing masing , hal ini penting untuk membina keluarga untuk saling menyanyangi dan tetap beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Oleh
Marwan Massinai, ST,MSc.IAI
• Ka Himpunan Mahasiswa Arsitektur Unhas 94/95
• Pengurus Ika Teknik bidang Almamater dan Kemahasiswaan
• Pengurus Ikatan Arsitek Indonesia Nasional
• Tenaga Ahli Individual Perda Bangunan Gedung PBL Cipta Karya Kemnterian PU
• Studi Program Doktor di Antropologi Univ Indonesia ( Kajian Antropologi Arsitektur ,Identitas dan Modernity )