Leadership Talk Series kembali diadakan Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (PP IKA Unhas) bertempat di Merial Point Tebet, Jakarta Selatan dihadiri oleh setidaknya 25 alumni Unhas yang berdomisili di kawasan Jabodetabek. “Kita berharap kawan-kawan alumni untuk bergabung di seri leadership talk selanjutnya juga termasuk adik adik fresh graduate yang baru datang dan mencari pekerjaan di Jakarta dan sekitarnya. Forum ini bisa menjadi wadah untuk bertukar informasi dan networking sesama alumni Unhas” sambut drg. Arief Rosyid sebagai penanggung jawab acara.
Zulfikar Mochtar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan memaparkan bahwa 2/3 dari total wilayah Indonesia adalah laut namun dibutuhkan partisipasi pelaku bisnis nasional dan masyarakat Indonesia untuk memaksimalkan potensi kemaritiman Indonesia. Indonesia diapit oleh dua samudera dan dua benua menjadikan laut Indonesia menjadi arus lalulintas internasional, apa yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan potensi ini. Bagaimana dengan potensi perikanan yang dimiliki, potensi pariwisata dan potensi-potensi lainnya. 70 persen potensi migas Indonesia berada di laut. Potensi laut menurut Presiden Joko Widodo bisa mencapai 17,000 Trilyun per Tahun. Kelautan dan kemaritiman Indonesia ini bukan hanya sebagai sub-sektor saja tapi menjadi salah satu sektor utama. Zulfikar menyebutkan bahwa di seluruh dunia baru 10 persen areal laut yang dieksplorasi.
Zulfikar juga menyebutkan bahwa penegakan hukum perlu lebih ditegakkan lagi dan setidaknya sudah ada 488 kapal yang ditenggelamkan oleh Menteri Susi. Komitmen Pemerintah untuk mengatasi ilegal fishing oleh nelayan-nelayan dan kapal asing. Pengeboman ikan, pembiusan ikan dan aktifitas ilegal lainnya juga terus menerus ditindaki. Monopoli bisnis perkapalan di Indonesia masih dipegang oleh segelintir orang yang memiliki ratusan kapal, juga menjadi perhatian pemerintah. Bisnis pariwisata di pulau-pulau kecil dengan membangun resort-resort yang juga memberikan potensi pendapatan negara yang cukup besar. Kedaulatan laut juga menjadi perhatian penting pemerintah selama ini.
Irawan Asaad dari Kementerian Kehutanan menyebutkan bahwa target pemerintah adalah mendatangkan 20 juta wisatawan asing yang datang ke Indonesia di tahun 2019. Potensi pariwisata di Indonesia akan terus bisa dikembangkan dengan mengembangkan pusat-pusat pariwisata yang sudah ada di Indonesia seperti Raja Empat, Pulau Komodo, Wakatobi, Bangka Belitung dan lainnya dan pengembangan destinasi pariwisata baru yang memang masih belum dikembangkan secara serius.
Panelis ketiga Faisal Djabbar dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebutkan beberapa hal yang masih perlu diperhatikan di sektor kemaritiman seperti perbaikan regulasi untuk menarik investasi di sektor kelautan, tata-ruang laut, sistem data dan informasi yang belum terintegrasi. Faisal juga menyebutkan penerimaan negara bukan pajak dari sektor kelautan hanya 0.3 persen atau sekitar 500 Milyar dari potensi penerimaan 77.3 Trilyun per Tahun. Sebenarnya kita bisa membayar utang dari sektor kelautan apabila potensi kelautan betul-betul dimaksimalkan.
Sesi tanya jawab, Ir Sapri Pamulu, PhD Pengurus Pusat IKA Unhas menyampaikan bahwa terkait pengembangan infrastruktur kemaritiman, pemerintah diharapkan bisa memberikan kemudahan bagi pengusaha-pengusaha lokal untuk berinvestasi di sektor kemaritiman, contoh misalnya beberapa alumni unhas yang sudah bisa membangun fasilitas galangan kapal sendiri dengan menggunakan pendanaan dari dalam negeri. Sebenarnya banyak pengusaha lokal yang memiliki modal yang cukup besar untuk berani berinvestasi dan pemerintah bisa menawarkan skema pembiayaan kerjasama pemerintah badan usaha (KPBU) untuk pengusaha pengusaha lokal saja terkait pembangunan infrastruktur kelautan.
Hadir pada leadership talk ini Abdul Rahman Alfarisi PP IKA Unhas, Yansi IKA Sospol Unhas dan Habibie Razak IKA Unhas Jabodetabek beserta kawan-kawan pengurus IKA Wilayah dan IKA Fakultas lainnya.
Sumber:
Leadership Talk Series #3 IKA Unhas, Ingin Mandiri ke Laut Aja, 16 September 2018